Jakarta, 12 September 2024 – Dalam sebuah Seminar Nasional bertema “Peran Etika Agama dalam Kepemimpinan Politik” yang diadakan di Auditorium Nusantara Fakultas Hukum Universitas Pancasila, yang membahas tentang pentingnya nilai-nilai etika agama dalam membangun kepemimpinan politik yang berintegritas di Indonesia. Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama yang memiliki pandangan mendalam mengenai hubungan antara agama dan politik di tanah air. Narasumber tersebut yaitu; Prof. Dr. Franz Magnis Suseno SJ (Guru Besar Filsafat), Dr. Ir. H. Haidar Bagir, M.A. (Pendiri Penerbit Mizan), Dr. Ricca Anggraeni, S.H., M.H. (Dosen Ilmu Perundang-Undangan).
Prof.Dr. Franz Magnis Suseno SJ, seorang Guru Besar Filsafat, memberikan perspektif tentang kepemimpinan yang berdasarkan nilai-nilai agama. “Pemimpin adalah pelayan. Dalam Kekristenan, kita diajarkan bahwa kepemimpinan harus didasarkan pada cinta kasih, pengorbanan, dan keadilan sosial. Pemimpin politik yang baik harus mampu menempatkan diri sebagai pengayom bagi seluruh rakyat, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau golongan,” kata Prof. Dr. Franz Magnis Suseno SJ.
Dia juga menekankan pentingnya transparansi dalam kepemimpinan. Baginya, pemimpin yang menjalankan tugas dengan penuh kasih dan integritas dapat membangun kepercayaan publik dan menciptakan harmoni dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia.
Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab, di mana para peserta antusias berdiskusi mengenai cara implementasi nilai-nilai agama dalam tata kelola pemerintahan. Sebagian besar peserta menyepakati bahwa meskipun politik bersifat sekuler, etika agama tetap penting untuk menjaga moralitas dan integritas kepemimpinan di Indonesia. Tidak lupa juga penyerahan pelakat dan sertifikat kepada tiga narasumber.
Dengan semakin banyaknya kasus yang terjadi di masyarakat dan ketidakadilan sosial yang terjadi, peran etika agama dalam politik diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam gaya kepemimpinan yang lebih manusiawi, berintegritas, dan berkeadilan di masa depan.